Menangislah di Pundak Sahabatmu

Monday, February 14, 2011

Menangis bukan sekedar pelampiasan perasaan. Menangis merupakan reaksi atas tersentuhnya hati oleh sebuah kejadian. Arti air mata yang tercurah saat menangis merupakan ungkapan perasaan atas kebahagiaan, kekecewaan juga kesedihan. Tangis adalah anugerah bagi hidup dan hati agar senantiasa menyadari fitrah kemanusiaan yang begitu indah, tetapi lemah dan tak berdaya atas kuasa Yang Maha Perkasa. Menjadi refleksi ketiadaan juga keterbatasan, tiada yang sempurna di dunia dan tak ada keabadiaan atas fana, semua yang bernyawa akan binasa. 

Menangis tak selalu identik dengan sosok perempuan. Setiap raga yang memiliki jiwa pasti pernah menangis, setidaknya menangis dalam hati, menangis ketika masih bayi, dan menangis di hadapan Tuhan. Tangisan tidak selalu berarti kerapuhan, kecengengan atau kelemahan seseorang. Jika tangisan bisa melemahkan seseorang, tangisan pun bisa menguatkan ketegaran seseorang untuk berjuang.

Keluarkanlah masalah di pikiran dengan menangis, jangan dipendam karena bisa menjadi tangisan yang meledak-ledak. Malu menagis sesak di dada, tertahan menjadi ganjalan perasaan yang sewaktu-waktu bisa memporakporandakan pertahanan jiwa, rasa bahkan raga.

Menangislah sampai air mata terasa akan habis, tertawalah hingga menyentuh hati, hingga urat-urat saraf yg tadi menegang terasa lembut kembali, hingga hati terasa plong. Selain mengadu pada-Nya, kita hanya manusia biasa yang tak luput dari tangis, tertawa, amarah. Jika tak sanggup seorang diri menahan tangis, orang yang mengasihi, menyayangi, dan mencintaimu dengan segala kekurangan dan kelebihanmu siap menjadi sandaran tangismu. Sahabatmu siap menjadi tempat engkau berkeluh kesah dan menangis selain tertawa bersama.

Menangislah, jika itu akan membuatmu tenang.
Menangislah, jika itu akan mengembangkan kembali senyum indahmu.
Menangislah, jika itu melegakan perasaan, walau tangisan tak mengubah suratan.
Menangislah hingga engkau merasa air mata itu adalah air mata penghabisan dan tak ada lagi air mata air mata berikutnya yang akan membuatmu tak tenang.
Menangislah dalam dzikir, menangislah dalam sholat, menangislah dalam doa, menangislah dalam ayat-ayat cinta-Nya dan menangislah dalam pundak sahabat terbaikmu.


Sources : 

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Sahabat Pena

Tuesday, February 1, 2011

Aku mempunyai seorang sahabat pena. Sekedar informasi, sahabat pena adalah teman yang hanya berkomunikasi lewat surat. Sama dengan teman di dunia maya jaman sekarang. Hanya bedanya, berteman lewat surat ini jauh lebih ribet.

Minggu ini kita kirim surat misalnya, minggu depan mungkin baru sampai karena jaraknya yang jauh di luar kota. Bulan depan dia balas, satu minggu setelah itu baru balasannya aku terima. Masa-masa menunggu balasan inilah yang seru. Setiap kali pak pos datang ke rumah mengantar surat, aku selalu berharap ada surat untukku. Seneng banget deh rasanya. Penasaran mau cepet2 baca suratnya.

Di dalam surat itu, kami menuliskan banyak hal, seperti cerita tentang keluarga dan sekolah. Kami juga saling berkirim foto. Senang rasanya melihat foto seorang sahabat yang tidak bisa bertemu. Selain foto, aku pernah mengirim sebuah kalung sebagai hadiah ulang tahunnya.

Karena kesibukan masing-masing, kami semakin jarang berkirim surat. Kami hanya berkirim surat pada saat liburan sekolah. Sayangnya, dua tahun belakangan ini, kami belum berkirim surat lagi. Tapi nanti setelah selesai ujian, aku ingin mengirim surat lagi untuknya. Walaupun sekarang sudah banyak situs jejaring sosial, tapi lebih seru kalau aku tetap berkirim surat dengannya.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO